Rabu, 20 Mei 2015

CAUSATIVE VERB


Causative verb adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan bahwa subject tidak bertanggungjawab langsung terhadap aksi yang terjadi melainkan seseorang atau sesuatu yang lain yang melakukan aksi tersebut.

Fungsi dan Rumus Causative Verbs
Kalimat causative verb terbagi menjadi 2 macam, yaitu active dan passive causative. Pada kalimat active causative verb, agent (yang mengerjakan aksi) diketahui. Sebaliknya, pada kalimat passive causative verb, agent biasanya tidak disebutkan.

http://www.wordsmile.com/pengertian-rumus-contoh-kalimat-causative-verbs

1.      Active Forms :
·         Verbs : have –had
Examples :       a. Lala had her friend take her result test.
b. The student had the teacher speak slowly
·         Verbs : Get – got
Examples :       a. She got her parents to buy her a tennis racket.
                                    b. The boy got his cat to chase a mouse
·         Verbs : Let
Examples :       a. My father lets me choose my own future carrier.
                        b. The shepherd lets his sheep graze in the meadow.
2.      Passive Forms :
·         Verbs : have – had
Examples :       a. I had my house renovated last week.
                         b.  He had his book returned as soon as possible.
·         Verbs : Get – got
Examples :       a. Teddy got the money saved in the bank
                        b. Yulia got her bedroom cleaned

Sumber : http://grammar.about.com/od/c/g/causativeverbterm.html

Rabu, 22 April 2015

TUGAS 2 ADVERB VS ADJECTIVE AND DEGRESS OF COMPARISON


1. ADVERBS


PENGERTIAN ADVERBS

Adverbs adalah kata keterangan. Adverbs dan adjectives memiliki kesamaan. Jika ditinjau dari segi filsafat bahasa, kedua kata ini diawali dengan kata “Ad” yang memungkinkan adanya arti “Add” atau “penambahan”. Jika adjectives menambahkan kejelasan arti pada benda-benda (nouns), maka adverbs menambahkan kejelasan terhadap kata kerja (verbs).

misalnya:
“She runs slowly” (Dia berlari dengan lambat). Kata “slowly” merupakan adverb yang menjelaskan atau menambah kejelasan pada makna “runs” (bagaimana dia berlari), bukannya “she”. Meskipun yang berlari (“runs”) adalah subject “she”, namun adverb dari kata “slowly” menjelaskan kata kerjanya (“runs”). Sehingga memberi makna jelas bahwa “berlari-nya dilakukan dengan lambat/ perlahan” (runs slowly).

Jadi, adverbs itu adalah kata keterangan yang memberi penjelasan pada semua kata lain kecuali kata benda. Pada umumnya adverbs dapat dibentuk dari adjectives dengan menambahkan kata “-ly” di belakang kata sifat tersebut. Namun, peraturan ini tidak berlaku untuk semua kata sifat. Silahkan perhatikan contoh di bawah ini.


FUNGSI ADVERBS (Kata Keterangan)

Selain digunakan untuk menerangkan kata kerja (verbs), terkadang adverbs juga digunakan untuk memodifikasi atau menerangkan adjectives (kata sifat), misalnya:

I am extremely happy. (Artinya: Saya sangat bahagia)

Pada contoh kalimat di atas, kata “extremely” berfungsi sebagai adverb yang menerangkan kata sifat “happy”.

Adverbs juga digunakan untuk mengekspresikan waktu atau frekwensi, contohnya: tomorrow, today, yesterday, soon, never, usually, always, yet, etc. Untuk informasi selengkapnya mengenai adverbs (kata keterangan), kami sarankan silahkan baca juga artikel kami mengenai Pengertian dan Macam-macam Adverb Clauses.


Contoh Kalimat Menggunakan Adverbs (Kata Keterangan)
  • George writes carelessly.
  • I answered that his question easily.
  • Sally speaks softly.
  • I entered the classroom quietly because I was late.
  • Jack opened the heavy door slowly.
  • The old man carves wooden figures skillfully.
  • A busy executive usually has short conversations on the telephone.
  • The young man had a very good time at the picnic yesterday.
  • I write English articles continuously.
  • She has been singing a song beautifully for 6 minutes.

SUMBER: http://bahasainggrisonlines.blogspot.com/2013/04/pengertian-fungsi-dan-contoh-adverbs.html


2. ADJECTIVE

Pengertian Adjective.

Adjective adalah kata yang merupakan salah satu bagian dari part of speech yang berfungsi untuk menjelaskan noun (kata benda) termasuk Pronoun (kata ganti benda/orang). Adjective biasanya mendahului kata benda atau kata ganti yang diberi sifat atau bisa juga berdiri sendiri jika menjadi objek sebuah kalimat nomimal.

Cara termudah untuk mengetahui sebuah kata adjective adalah dengan menggabungkannya dengan kata: “Yang” (walaupun tidak mutlak). Jika digabungkan dengan kata “yang” tapi tidak logis, maka itu bukanlah kata sifat (adjective). Seperti: jangan yang putih; jangan yang tinggi; jangan yang rusak.

Contoh Kalimat Adjective:

  • My sister is not only beautiful but also tall. (Kakakku tidak hanya cantik, tapi juga tinggi.)
  • Tonight is very quiet and dark. (Malam ini sangat sunyi dan gelap)
  • I met a big gorilla in the zoo yesterday. (Aku bertemu seekor gorila yang sangat besar.)
  • I have some girl friends, but you are the best. (Aku mempunyai beberapa pacar, tapi kamu adalah yang terbaik).
  • The man who is standing on the bridge is a terrorist. (Orang yang berdiri di atas jembatanitu adalah seorang teroris).

Jenis Adjective.

Original Adjective.

Artinya, adjective dalam pengertian ini tidak terbentuk dari unsur kata apapun, melainkan memang dia tercipta untuk menjadi adjective.

Contoh: Don’t step on the floor, it still wet.

Past Participle.

Past participle atau yang biasa kita kenal dengan V3 seperti: confused (bingung), broken (rusak) juga bisa menjadi adjective.

Contoh: Please help me to fix my broken car (tolong perbaiki mobilku yang rusak)

Article.

Seagian ahli grammar ada juga yang menganggap bahwa article juga termasuk adjective. Yang termasuk article adalah “a”, “an”, dan “the”.

Possessive Adjective.

Possessive bisa diartikan dengan “kepemilikan”. Dan yang dimaksud di sini adalah possessive pronoun yang terdiri dari: my, your, his, her, its, their. Walaupun sebenarnya possessive pronoun tidak menerangkan atau menjelaskan kata benda, tapi oleh para ahli grammar dimasukkan dalam kategori adjective.

Demonstrative Adjective.

Yang dimaksud dengan demonstrative adjective adalah kata tunjuk seperti: these, this, that. Contoh: When the librarian tripped over that cord, she dropped a pile of books.

Interrogative Adjective.

Karena interrogative, maka tentu menggunakan kata tanya seperti: what dan which. contoh: Which plants should be watered twice a week?

SUMBER : http://inggrisonline.com/pengertian-jenis-dan-contoh-kalimat-adjective/


3. PERBEDAAN ADJECTIVE AND ADVERB

Ketika kita membaca sebuah tulisan atau wacana di dalam sebuah buku atau koran berbahasa inggeris, kita sering kali menemukan "adjectives" (kata-kata sifat) dan juga "adverbs" (kata-kata keterangan). Sekilas kita perhatikan bahwa antara "adjectives" dan "adverbs" hampir sama. Pada hal tidak sama sekali. Mereka sangat berbeda. Dan ada juga "adjetives" menjadi "adverbs".

Sebagian orang yang baru belajar bahasa inggeris, mereka tidak bisa melihat perbedaan antara "adjectives" dan "adverbs". Karena posisi penempatan kata itu ada yang ditempatkan berurut dan ada juga ditempatkan pada posisi terpisah.

Contoh

  • "The children are playing happily"
  • "I am terribly sorry"
  • "More than two people were seriously injured in the accident"
  • She is a happy mother"
  • "Please, be quiet!"
Dari kalimat di atas tersebut bisa kita lihat bahwa penempatan "adverbs" ada yang di tengah dan ada yang di akhir kalimat. Sedangkan untuk "adjectives" mengikuti kata benda dan ada juga berdiri sendiri.

Apa itu "adjectives"?

"adjectives" (kata-kata sifat) adalah kata yang menerangkan kata benda (baik berupa orang atau sesuatu). Penggunaan "adjectives" sebelum kata benda.

Contoh:

  • "My mother has just bought a new house" (menerangkan rumah yang baru)
  • "He speaks perfect english"
  • "JOan is a good driver"
  • "He is very friendly"
  • "My elderly brother came to see me last night"
  • "Why do you always look so serious?"

Apa itu "adverbs"?

"Adverbs" (kata-kata keterangan) adalah kata yang menerangkan "verbs" (kata-kata kerja). Kata yang menerangkan bagaimana seseorang melakukan sesuatu atau bagaimana sesuatu itu terjadi.

Contoh:

  • "Joan drove carefully along the narrow road" (menerangkan mengendarai dengan sangat hati-hati)
  • "He speaks english perfectly"
  • "It rains heavily"
  • "Please, come quickly

SUMBER : http://inggerisklub.blogspot.com/2011/10/adjectives-and-adverbs.html


4. COMPARISON DEGREE

PENGERTIAN COMPARISON DEGREE


he Degrees of Comparison (tingkat perbandingan) adalah istilah dalam bahasa inggris yang merupakan tingkat-tingkat perbandingan pada kata sifat (Adjectives). Adapun berdasarkan tingkatannya, The Degrees of Comparison dibagi menjadi 3 golongan:

1. Positive degree. (Tingkat positif / biasa)

2. Comparative degree. (Tingkat perbandingan / lebih)

3. Superlative degree. (Tingkat terbaik/ paling)

Bentuk Comparative dibuat dari bentuk positif yang ditambah dengan akhiran –er atau –r dan awalan more. Sedangkan Bentuk Superlative dibentuk dari bentuk positif yang ditambah dengan akhiran –est atau –st dan awalan most.


1. Positive degree. (Tingkat positif / biasa)

Positive Degree digunakan untuk menyatakan suatu keadaan yang apa adanya.

  • You cry as loud as my baby (kamu menangis sekeras bayiku).
  • I am not as handsome as my father (aku tidak seganteng ayahku).
  • Your smile is as sweet as mine (senyummu semanis senyumku).
  • She works as hard as her manager (dia bekerja sekeras managernya).
  • Life is not as difficult as you think (hidup itu tidak sesulit yang kamu pikirkan)
2. Comparative degree. (Tingkat perbandingan / lebih)

Berikut ini adalah beberapa contoh Comparative Degree baik untuk menyatakan sifat suatu benda, maupun untuk menyatakan sebuah keterangan

  • Your car is bigger than mine (mobilmu lebih besar dari mobilku)
  • She can dive deeper than me (dia bisa menyelam lebih dalam daripada aku)
  • I am smarter than you (aku lebih pintar daripada kamu)
  • She drives better than me (dia menyetir dengan lebih baik daripada aku)
  • Jack can climb the cliff higher than the others (Jack bisa memanjat tebing itu lebih tinggi daripada yang lain)
3. Superlative degree. (Tingkat terbaik/ paling)

Superlative Degree digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang atau suatu benda mempunyai sifat melebihi atau mengungguli dibandingkan yang lainnya. Pada umumnya digunakan untuk membandingkan tiga benda atau lebih.

  • Komodo dragon is the biggest lizard in the world (Komodo adalah kadal terbesar di dunia)
  • For me you are the most beautiful girl I have ever met (Bagiku kamu adalah gadis tercantik yang pernah ku temui).
  • I will do my best to help you (Aku akan melakukan yang terbaik untuk membantumu)
  • Our company delivers the fastest of your goods (Perusahaan kami mengantar Anda yang paling cepat).
  • You must try the most spiciest condiment in this restaurant (Kamu harus coba sambal yang paling pedas di restoran ini)

SUMBER : http://inggrisonline.com/penjelasan-lengkap-tentang-degree-of-comparison-superlative-comparative/

Minggu, 22 Maret 2015

Conditional Sentences (Kalimat Pengandaian)


Conditional Sentences (Kalimat Pengandaian)


Conditional Sentences (Kalimat Pengandaian) adalah suatu bentuk kalimat majemuk yang dapat kita gunakan ketika kita ingin mengatakan bahwa sesuatu tersebut adalah suatu akibat atau konsekuensi yang tergantung pada situasi lainnya. Di dalamnya terdapat klausa pengandaian (IF CLAUSE) dan klausa akibat (RESULT CLAUSE). Pada bentuk conditional sentences kita menggunakan kata "if (jika)".

Bentuk-bentuk dan Contoh Conditional Sentences:

True in the Present or Future. (Benar pada waktu sekarang dan masa akan datang)

Untrue in the Present or Future. (Tidak benar atau berlawanan dengan kenyataan pada waktu sekarang dan masa akan datang)

Untrue in the Past. (Tidak benar atau berlawanan dengan kenyataan pada masa lalu)

True in the Present or Future (Benar pada waktu sekarang dan masa akan datang)

Bentuk conditional sentences ini digunakan untuk mengekspresikan pengandaian dengan harapan yang dikatakan oleh si pembicara mungkin terjadi untuk masa sekarang ataupun akan datang.

Formula:

Bentuk dari “IF CLAUSE”

(klausa pengandaian)

Bentuk dari “RESULT CLAUSE” (klausa akibat)

Contoh Kalimat

Simple Present Tense

Simple Present Tense

Simple Future Tense

If I have enough money, I buy a new car.

If I have enough money tomorrow, I will buy a new car.

Perhatikan Contoh Kalimat berikut!

IF CLAUSE (Simple Present Tense) – RESULT CLAUSE (Simple Present Tense)

If I don’t eat breakfast, I always get hungry during class.

(Artinya: Jika saya tidak sarapan, saya selalu merasa lapar selama pelajaran di kelas)

Pada contoh kalimat di atas, RESULT CLAUSE menggunakan Simple Present Tense, fungsinya untuk mengekspresikan aktivitas yang sudah menjadi kebiasaan atau situasi.

Makna pada kalimat di atas, si pembicara merasa yakin bahwa dia terbiasa merasa lapar jika dia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

IF CLAUSE (Simple Present Tense) – RESULT CLAUSE (Simple Future Tense)

If I don’t eat breakfast tomorrow, I will get hungry during class.

(Artinya: Jika saya tidak sarapan besok, saya akan merasa lapar selama pelajaran di kelas)

Pada contoh kalimat di atas, RESULT CLAUSE menggunakan Simple Future Tense, fungsinya untuk mengekspresikan bahwa kalimat tersebut menyangkut aktivitas tertentu atau situasi di masa yang akan datang.

Makna pada kalimat di atas, si pembicara mengetahui bahwa dia akan merasa lapar jika besok dia tidak sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

CATATAN:

Baik Simple Present Tense ataupun Simple Future digunakan sebagai RESULT CLAUSE (klausa akibat) adalah untuk mengekspresikan suatu ketetapan atau suatu fakta yang dapat diprediksi.

Contoh lain:

If I’m not busy, I come to your party.

If the weather is nice tomorrow, we will go on a picnic.

Untrue in the Present or Future (Tidak benar atau berlawanan dengan kenyataan pada waktu sekarang dan masa akan datang)

Bentuj conditional sentences ini digunakan apabila kita ingin menghayalkan sesuatu keadaan yang bertentangan dengan kenyataan yang ada saat ini dan masa yang akan datang. Dalam hal ini sikap pembicara agak pesimis karena kemungkinan terjadinya perbuatan tersebut hanya sedikit.

Formula:

Bentuk dari “IF CLAUSE”

(klausa pengandaian)

Bentuk dari “RESULT CLAUSE” (klausa akibat)

Contoh Kalimat

Simple Past Tense

Would + VERB 1

If I had enough money, I would buy a new car.

(in truth, I do not have enough money, so I will not buy a new car.)

(Kenyataannya, saya tidak punya cukup uang, jadi saya tidak akan membeli mobil baru.)

Perhatikan Contoh Kalimat berikut!

IF CLAUSE (Simple Past Tense) – RESULT CLAUSE (Would + VERB 1)

If I taught this class, I would not give tests.

(Artinya: Jika saya mengajar kelas ini, saya tidak akan memberikan tes)

Makna pada kalimat di atas: kenyataannya, si pembicara tidak mengajar kelas tersebut.

If Sam were here right now, he would help us.

(Artinya: jika Sam ada disini sekarang, dia akan menolong kita)

Makna pada kalimat di atas: kenyataannya, Sam tidak ada disana sekarang.

If I were you, I would accept this invitation.

(Artinya: Jika saya menjadi kamu, saya akan menerima undangan ini)

Makna pada kalimat di atas: kenyataannya, saya bukan kamu.

CATATAN:

Apabila klausa pengandaian (IF CLAUSE) dinyatakan dengan to be, maka yang digunakan adalah “were” untuk semua jenis subject.

Untrue in the Past (Tidak benar atau berlawanan dengan kenyataan pada masa lalu)

Bentuk conditional sentences ini digunakan apabila kita ingin membayangkan suatu kemungkinan lain dari suatu perbuatan atau peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau. Atau dapat dikatakan bahwa bentuk ini dapat digunakan untuk menyatakan suatu keadaan atau peristiwa yang berlawanan dengan kenyataan yang sebenarnya dimasa lampau. Sikap pembicara dalam hal ini sangat menyesal terhadap perbuatan yang telah terjadi.

Formula:

Bentuk dari “IF CLAUSE”

(klaus` pengandaian)

Bentuk dari “RESULT CLAUSE” (klausa akibat)

Contoh Kalimat

Past Perfect Tense

Would have + VERB 3

If I had had enough money, I would have bought a new car yesterday.

(in truth, I did not have enough money, so I did not buy a new car yesterday.)

(Kenyataannya, saya tidak punya cukup uang, jadi saya tidak membeli mobil baru kemarin.)

Perhatikan Contoh Kalimat berikut!

IF CLAUSE (Past Perfect Tense) – RESULT CLAUSE ( Woul have + VERB 3)

If they had studied, they would have passed the exam.

(Artinya: jika mereka sudah belajar, mereka akan sudah lulus ujian)

Makna pada kalimat di atas: kenyataannya, mereka tidak belajar sebelumnya, dan mereka gagal atau tidak lulus dalam ujian.

If I had called sarah, she would have come here.

(Artinya: Jika saya sudah menelpon sarah, dia akan sudah datang kesini)

Makna pada kalimat di atas: kenyataannya, saya tidak menelpon sarah sebelumnya, dan sarah tidak datang kesini.

Semoga artikel ini bisa dipahami dan membantu untuk belajar bahasa inggris, jika bermanfaat mohon di share. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam pengetikan. Dan untuk segala jenis pertanyaan, saran, dan kritik bisa dicantumkan pada kolom komentar. Terima kasih.


SUMBER : http://letsgostudyenglish.blogspot.com/2014/07/pengertian-contoh-dan-rumus-conditional.html

Senin, 19 Januari 2015

contoh kasus etika deontologi

Contoh kasus dari etika deontologi :
1. Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas.
2. Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontology bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya melainkan karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk misalnya menberikan pelayanan terbaik untuk semua konsumennya, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan perjanjian , untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu sebanding dengan harganya.
3. PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi. Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti dengan perbuatan atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum mampu memenuhi kebutuhan listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya.
4. Baru-baru ini terjadi kasus penculikan generasi muda yang dilakukan oleh teman facebooknya, yang belum sama sekali bertemu. Tetapi, ada oknum yang mengajak teman facebooknya bertemu kemudian membawa lari teman facebooknya tersebut. Kasus ini tentunya membuat para orang tua resah karena takut terjadi hal yang serupa pada anaknya. Para generasi muda yang menggunakan jejaring sosial memiliki niat serta motif yang baik adalah untuk bersilaturahmi serta mengenal dan memperbanyak teman. Tetapi oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memanfaatkan hal ini untuk melakukan perbuatan yang tidak benar seperti penculikan. Dari kasus ini ahli teori deontologikal menilai perbuatan menggunakan facebook ialah baik karena niatnya untuk menjaga silaturahmi dan memperbanyak teman. Tetapi, bagi para teleologikal tidak baik karena yang dilihat teleogikal adalah akibat. Akibat dari perbuatan menggunakan facebook ialah ada oknum yang memanfaatkan kesempatan ini untuk penculikan.

sumber: https://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/10/28/contoh-kasus-etika-deontologi-dan-teleologi-2/


ETIKA DEONTOLOGI

Etika Deontologi
Etika Deontologi adalah sebuah istilah yang berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban dan ‘logos’ berarti ilmu atau teori. Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai keburukan, deontologi menjawab, ‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Sejalan dengan itu, menurut etika deontologi, suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Karena bagi etika deontology yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
1. Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2. Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik.
3. Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.
Dengan kata lain, suatu tindakan dianggap baik karena tindakan itu memang baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan kewajiban yang harus kita lakukan. Sebaliknya, suatu tindakan dinilai buruk secara moral sehingga tidak menjadi kewajiban untuk kita lakukan. Bersikap adil adalah tindakan yang baik, dan sudah kewajiban kita untuk bertindak demikian. Sebaliknya, pelanggaran terhadap hak orang lain atau mencurangi orang lain adalah tindakan yang buruk pada dirinya sendiri sehingga wajib dihindari.
Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sebagai perintah tak bersyarat (imperatif kategoris), yang berarti hukum moral ini berlaku bagi semua orang pada segala situasi dan tempat.
Perintah Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan kalau orang menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu merupakan hal yang diinginkan dan dikehendaki oleh orang tersebut. Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tersebut atau tidak.
Dengan demikian, etika deontologi sama sekali tidak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Akibat dari suatu tindakan tidak pernah diperhitungkan untuk menentukan kualitas moral suatu tindakan. Hal ini akan membuka peluang bagi subyektivitas dari rasionalisasi yang menyebabkan kita ingkar akan kewajiban-kewajiban moral.

sumber:https://rachmisetyoasih.wordpress.com/2014/10/28/contoh-kasus-etika-deontologi-dan-teleologi-2/

kasus yang sedang in dalam masalah akuisisi


Penawaran DBS Group Holdings Ltd untuk mengakuisisi PT Bank Danamon Indonesia bakal disetujui sesegera mungkin pada bulan ini karena regulator Singapura dan Indonesia hampir mencapai kesepakatan soal akses bank.
Hal tersebut disampaikan oleh Chairul Tanjung, Penasihat Ekonomi Presiden Indonesia, seperti dikutip Bloomberg hari ini, Jum'at (22/3/2013).
"Kami ingin tetangga kami menjadi seperti keluar, jika kami baik kepada mereka, baik juga lah kepada kami," kata pria yang akrad disapa CT itu saat berada di Hong Kong.
Proposal penawaran DBS untuk membeli Bank Danamon dengan nilai US$6,77 telah terkatung-katung hampir setahun karena bank sentral Indonesia menimbang kesepakatan terkait akses yang lebih besar bagi perbankan Indonesia di Singapura.
Dua orang sumber yang mengetahui masalah ini mengungkapkan DBS sendiri baru-baru ini melakukan pembicaraan dengan Bank Indonesia seputar akuisisi struktural dan tingkat kepemilikan akhir.
Persetujuan dari regulator akan membantu DBS mendapatkan akses terhadap peluang pinjaman yang lebih menguntungkan sementara membuka jalan mengakuisisi lebih lanjut dari bank di Indonesia.
Seorang sumber sebelumnya menyatakan Mitsubishi UFJ Financial Group Inc sedang memertimbangkan pembelian saham salah satu bank di Indonesia yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional.
"Bank Indonesia dan Otoritas moneter Singapura telah menyelesaikan sebuah kesepahaman," ujar CT yang mengaku telah mendapatkan informasi tersebut dari Bank Indonesia.
Dia mengatakan regulator Indonesia menargetkan persetujuan kesepakatan dicapai pada bulan ini meski batas waktu bisa lewat beberapa minggu.
Menurut CT, regulator Indonesia kemungkinan menyetujui akuisisi DBS atas Danaman sedangkan pada saat bersamaan regulator Singapura mengumumkan akan memberikan izin operasi bagi bank asal Indonesia.
Namun demikian, pejabat resmi Bank Indonesia menolak berkomentar terkait status kesepakatan tersebut.


sumber : http://market.bisnis.com/read/20130322/192/4770/akuisisi-danamon-berpotensi-mendapat-restu-regulator-bulan-ini

Senin, 27 Oktober 2014

Etika utilitarianisme dalam bisnis

1.      Etika utilitarianisme dalam bisnis
Aliran utilitarianisme ini berakar pada ajaran tentang kegunaan atau utility, yang menyatakan, bahwa : baik atau buruk sebuah tindakan diukur dari apakah tindakan itu menghasilkan tingkat kesenangan atau kebahagian yang terbanyak, dengan pengorbanan yang paling sedikit.
Istilah utilitarianisme sebagai suatu nama aliran yang berasal dari kata latin utilis yang berarti berguna. Aliran utilitarianisme ini terbagi antara lain aliran act utilitarianism serta rule utilirianism yang sering diterjemahkan sebagai ‘Utilitarianisme tindakan” dan ‘Utilitarianisme peraturan’
Prinsip- prinsip aliran utilitarianisme, menurut Jeremy Bentham (1748-1832) didasarkan kepada dua prinsip, yaitu :
-       asosiasi (association principle) serta
-       kebahagiaan terbesar (greatest happiness principle).
Bagi Bentham, prinsip kebahagiaan terbesar secara singkat terjadi jika :
“An action is right from an ethnical point of view if and only if the sum total of utilities produced by the act is greater than tha sum of total utilities produced by nay other act the agent could have performed in its place”.
Apa-apa “yang baik” merupakan kesenangan buruk” adalah rasa sakit. Tindakan “yang baik” secara etika mengacu pada kebijakan dan kebahagiaan, sedangkan “yang menghasilkan kebahagiaan terbesar.
Bentham berkeinginan untuk mencari kesamaan mendasar guna mampu memberikan landasan objektif atas semua norma yang berlaku secara umum serta yang daopat dietrima oleh masyarakat luas. Caranya ialah dengan menimbang segi-segi manfaat dibandingkan dengan kerugian setiap tindakan.
Tokoh lain dari aliran utulitarianesme adalah John Stuart Mill (1806-1973), seorang pengikut sekaligus pewaris yang meneruskan pemikiran Bentham. Tema sentral dari pemikiran Mill ialah, bahwa tugas utama seseorang adalah untuk tidak menimbulkan derita bagi sesama manusia.
Mill menyatakan, bahwa akumulasi asset perlu diikuti oleh distribusi asset pula demi kebaikan masyarakat. Jika diperlukan, distribusi asset dapat dipaksakan oleh masyarakat melalui penggunaan pajak, atau penyitaan asset sekalipun. Hanya Mill tidak menerangkan hubungan antara distribusi dengan produksi, khususnya alat-alat produksi, yang kemudian dikembangkan oleh Karl Marx. Terlepas dari kekurangan ataupun kekeliruannya, Mill merupakan pemikir yang secara tegas meghubungkan (dalam Principles) utilitarianisme.
Apabila aliran utilitarianisme hedonis menitikberatkan ajaran mereka pada kesenangan dan kebahagian perorangan sebagai tolak ukur, maka aliran utilitarianesme Bentham, Mill dan kemudian Henry Sidgwick (1838-1900), menggeluti pemikiran mereka tentang Kebahagian individu?. Mereka berpendapat bahwa merupakan tugas individu, atau perorangan, untuk meningkatkan kebahagian masyarakat secara universal, bukan hanya kebahagian perorangan saja.
Prinsip utilitarianisme pun dapat menjelaskan mengapa perbuatan seperti membunuh, berdusta, selingkuh dianggap secara moral adalah salah, sedang beberapa tindakan lain seperti berterus-terang, kesetiaan, tepat janji merupakan hal-hal yang benar. Jika orang berdusta ia merugikan masyarakat karena menebarkan rasa saling tidak percaya diantara masyarakat sedangkan jika ia berbuat benar maka terciptalah iklim saling percaya, saling membantu yang mampu memperbaiki kualitas hidup manusia dalam sebuah masyarakat yang tertib serta rapih.
Utilitarianisme sangat berperan dalam Ilmu ekonomi dan bisnis, sejak awal abad ke XIX, banyak pakar ekonomi berpendapat perilaku ekonomi dapat dijelaskan melalui asumsi, bahwa manusia senantiasa berusaha untuk memaksimalkan manfaat dirinya sendiri maupun kinerjanya, sedangkan nilai manfaat diukur dari harga yang diperoleh.
Prinsip Utilitarianisme juga sangat cocok dengan konsep yang sering terjadi dalam tujuan bisnis yaitu efisiensi. Efisiensi terjadi jika maksimalisasi produksi dapat dicapai lewat pemanfaatan sumber daya yang ada tanpa memerlukan penambahan asset apapun. Kegiatan dinilai efisien apabila hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan dengan mengunakan sumber daya yang ada seminimal mungkin. Dengan menggunakan semboyan kelompok utilitarianisme, efisiensi merupakan hasil berupa manfaat (benefit) yang sebesar-besarnya dengan menggunakan cost yang serendah-rendahannya, seperti yang dijabarkan oleh ilmu ekonomi secara umum.

2.       Nilai Positif Etika Utilitarianisme
Maksud Asas Manfaat atau Kegunaan, kata Bentham, ialah asas yang menyuruh setiap orang untuk melakukan apa yang menghasilkan kebahagiaan atau kenikmatan terbesar yang diinginkan oleh semua orang untuk sebanyak mungkin orang atau untuk masyarakat seluruhnya. Oleh karena itu, menurut pandangan utilitarian, tujuan akhir manusia, mestilah juga merupakan ukuran moralitas. Dari sini, muncul ungkapan ‘tujuan menghalalkan cara’. Nilai Positif Etika Utilitarianisme antara lain :
• Pertama, Rasionalitas.
Prinsip moral yang diajukan etika utilitarianisme tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang tidak dipahami atau tidak diketahui keabsahannya. Etika utilitarianisme memberikan kriteria yang objektif dan rasional.
• Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap pelaku moral.
Tidak ada paksaan bahwa orang harus bertindak dengan cara tertentu yang tidak diketahui alasannya.
• Ketiga, Universalitas.
Mengutamakan manfaat atau akibat dari suatu tindakan bagi banyak orang. Suatu tindakan dinilai bermoral apabila tindakan tersebut memberi manfaat terbesar bagi banyak orang.

3.       Utilitarianisme Sebagai Proses dan standar Penilaian
1.  sebuah penilaian mengenai kesejahteraan manusia, atau utiliti, dan
2.  sebuah petunjuk untuk memaksimalkan kesejahteraan (utiliti), yang didefinisikan sebagai, memberikan bobot yang sama pada kesejahteraan orang per-orang.

4.       Analisa keuntungan dan kerugian
Utilitarianisme mengatakan bahwa tindakan yang benar adalah yang memaksimalkan utiliti, yaitu memuaskan preferensi yang berpengetahuan sebanyak mungkin.
Dalam pandangan kaum utilitarian-aturan, perilaku tak adil dalam mendeskriminasi kelompok-kelompok minoritas menyebabkan meningkatnya ketakutan pihak lain dengan mengalami aturan yang mengijinkan diskriminasi.
Keuntungan dan kerugian, cost and benefits, yang dianalisis tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang dan untuk jangka panjang.

5.       Kelemahan Etika Utilitarianisme
• Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan praktis akan menimbulkan kesulitan yamg tidak sedikit.
• Tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.
• Tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang
• Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
• Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan prioritas di antara ketiganya.

http://bachdim25.blogspot.com/2013/10/bab-3-etika-utilitarianisme-dalam-bisnis.html