Minggu, 31 Maret 2013

3. (tugas soft skill) pengalaman favorite tempat wisata


 3) pengalaman favorite tempat wisata
wisata pulau pari
Sabtu, 12 Januari 2012 pukul 05:30 WIB. Hari ini saya akan melakukan perjalanan kesuatu tempat. Tempat dimana yang sudah direncanakan jauh hari sebelum hari nya tiba. tentunya saya tidak melakukan perjalanan ini sendiri. Tetapi, ditemani dengan teman-teman saya yang lain, teman semasa saya masih duduk dibangku SMA. Kurang lebih mereka terdiri atas 20 orang. Dengan langkah kecil saya berjalan menuju kesalah satu rumah teman yang tak jauh dari rumah, Karena dari rumahnya, saya dan teman teman yang lain menunggu jemputan bus travel yang akan membawa kita menuju ke marina-ancol. Setibanya saya disana, bus yang akan mengantarkan kami menuju ke Marina-Ancol sudah datang, dan teman-teman  pun sudah standby disana. Okay, kami semua naik ke bus dengan semangat dan tak sabar, ingin segera sampai ke Marina-Ancol serta sampai di tujuan utama kita yaitu ke sebuah pulau. Di bus pun kami bercengkrama dan bersenandung bersama sambil menikmati perjalanan menuju marina-Ancol.
Setengah jam berlalu, kami sampai di Marina-Ancol. kapal ferry pun sudah menunggu kita di Marina-Ancol, dengan langkah cepat kami segera mengemas barang bawaan kami dan lekas naik ke kapal ferry. Saya naik ke tingkat atas dan duduk diburitan kapal. Mesin menderu lembut, air pun mulai berpusar dan kapal mulai bergerak jauh meninggalkan dermaga. Selama berlayar, mata hampir tak berkedip melihat pemandangan sekitar. Maklum pertama kalinya saya menaiki kapal ferry ini.
Dua jam perjalanan dilaut, akhirnya kami sampai juga di sebuah pulau nan indah, dan kami lekas menuju penginapan. Nuansa eksotiknya pantai yang kental, menyambut kami wisatawan domestik yang datang. Dari dalam jendela kamar, saya mengintip sebuah laut maha luas di sebrang sana. Laut itu menggoda saya untuk melangkah menghampirinya. Saya berdiri persis di tepi laut itu. Memandang kagum lukisan indah hasil karya sang pencipta. Pulau seluas kurang lebih 94 Ha dengan penduduk sekitar 670 orang itu bernama Pulai Pari. Pulau yang namanya diambil dari sejenis ikan yang mempunyai tubuh lebar, ekor yang tajam dan berbisa ini, masih asing di telinga banyak orang. Pulau ini juga salah satu deret pulau yang terdapat di kepulauan seribu mungkin tak semenarik Pulau Bali yang dikunjungi, namun dari beberapa gugusan pulau yang tersebar, Ada pulau yang menyimpan sejuta keindahan tersembunyi. Meski belum seramai pulau popular lainnya seperti Pulau Pramuka, Pulau Bidadari Dan juga Pulau Tidung. Pulau Pari memiliki Panorama yang memukau, disini kita bisa nememukan panorama ibarat surga yang tersembunyi. Hamparan pasir putih, air laut jernih kebiruan seluas mata memandang. Berpadu dengan beragam biota laut yang lucu dan menggemaskan. bisa menjadi sajian tanpa henti yang kita dapatkan dipulau ini. Pulau Pari ini juga tidak hanya menjadi tempat berlibur saja tetapi Pulau Pari ini merupakan ekowisata tempat bernaung hutan mangrove yang merupakan ciri khas pulau ini. Rasa capek dan lelah, selama perjalanan tadi menempuh waktu  kurang lebih 3jam terbayar lunas dengan melihat pulau ini. Saya bahkan tidak percaya bisa berada dipulau seindah ini, sebelumnya saya tidak  pernah bermimpi untuk mengunjungi pulau ini, karena berbagai alasan ketidakmungkinan. Tapi kini, Satu Surga di Seribu Pulau telah hadir didepan mata.
 
  Hari pertama 12:00 WIB, saya bersama teman-teman berkumpul untuk melakukan snorkeling. Keindahan alam pulau yang menyejukan hati, terumbu karang dan aneka jenis ikan yang menari dan menggelitik mata saya disekitar laut pulau tersebut, menambah suasana akrab dengan alam bawah laut. Selama snorkeling tak hentinya saya berdecak kagum atas keindahan panorama taman bawah  laut. Lebih indah dari yang disaksikan  media-media. Dan pastinya pemandangan ini dapat menjadi surga dunia bagi wisatawan penggemar snorkeling.
Sungguh sangat menawan…..
Selanjutnya kami beristirahat sejenak menikmati rindangnya hutan mangrove dan sembari menikmati hangatnya suasana matahari tenggelam atau biasa disebut sunset di Pantai Pasir Perawan. Setelah itu saya dan juga rombongan kembali ke dermaga menyusuri tepi pantai laut dermaga asmara, itu julukan yang diberikan warga setempat. Kami kembali ke penginapan untuk melakukan makan malam ditambah dengan barbeque ikan laut khas pulau ini. Beruntungnya, kami mempunyai Koki handal. tak lain ia adalah Bapak Soleh, beliau pemilik penginapan yang kami sewa. sebelum beliau memutuskan untuk tinggal dipulau ini, beliau memang bekerja disalah satu Hotel Terkenal di Jakarta sebagai Koki Restoran Hotel tersebut. Tetapi, karena beliau melihat peluang bisnis yang besar di pulau ini maka beliau beserta keluarga memutuskan untuk menetap dipulau ini. Makan malam pun usai, wajah lelah tercipta dari raut masing-masing. sebelum kami mengistirahatkan mata dan  lekas tidur, Sebagai penawar lelah, kami semua berfoto bersama, juga bersenang senang ria memainkan permainan seru dan menarik di penginapan,
Keesokan hari Minggu 13 Januari 2012, panitia segera mengkondisikan kami agar segera bersiap siap untuk melihat sunrice. Di sepanjang  jalan tepi pantai, banyak berbagai kerajinan unik khas Pulau pari yang memikat hati saya untuk menjadikannya oleh-oleh. Seperti baju yang bertuliskan “I love pulau pari”, pernak pernik berlabel Pulau Pari, gantungan kunci berbentung keong, topi, tas, sandal, membius saya dalam keindahan pemandangan yang menabjubkan. Terlebih kripik sukun dan dodol rumput laut khas dari pulau pari yang sangat bersahabat dengan lidah saya dan tentunya menjadi oleh-oleh menarik bagi keluarga dan kerabat dirumah. Sulit melukiskan dengan kata-kata betapa mengesankannya berada di Pulau Pari ini. Bila ingin membuktikan coba saja langsung datang kesini.
Setelah kami berbelanja oleh-oleh khas pulau, kami diberi kesempatan untuk melihat-lihat kehidupan masyarakat setempat, karena kebetulan kami ingin kembali ke penginapan dan sembari melewati kawasan rumah penduduk pulau ini. kami melihat rumah penduduk beserta kebun disekitar pekarangan rumah, salah satu contohnya ialah kebun sukun, yang nantinya diolah menjadi berbagai oleh-oleh khas dari pulau pari.
Singkat cerita, kami  kembali ke penginapan. Pemandu mengarahkan saya dan teman-teman agar segera mengemasi barang bawaan dan berkumpul di dermaga untuk kembali ke Jakarta. Kekecewaan saya mulai terasa waktu lah jua yang memisahkan dan saya tidak pernah menyesal memilih tempat ini sebagai pelepas penat padatnya  ibu kota. Dan saya ingin kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar