1. PERDUKUNAN VS GLOBALISASI
Zaman Modern adalah dimana masa yang telah mengalami perkembangan dari masa-masa sebelumnya. Yaitu Berkembang dalam hal budaya, sosial, ilmu pengetahuan, seni, iptek, politik dan teknolgi serta banyaknya pemikiran-pemikiran baru yang semakin berkembang. Tetapi, meski zaman sekarang sudah berkembang kearah modern, masih ada segelintir orang yang mempercayai hal hal mistis. Terutama orang-orang yang hidup di pedesaan yang kental dengan mistis atau perdukunan.
Apa arti dukun sebenarnya ?
Menurut sejarah, dukun sama dengan dokter, psikiater, pengamat politik, pengaman kebudayaan, ahli alam dan cendekiawan zaman dahulu di Indonesia. Sampai zaman walisongo terdahulu, dukun di Indonesia jika ingin menyembuhkan atau menyelesaikan suatu permasalahan selalu bertapa / berdo'a untuk meminta petunjuk dari Tuhan, baru berbicara atau mencoba menyembuhkan penyakit tersebut. Saat ini, bisa dilihat bahwa dukun tidak pernah meminta petunjuk Tuhan, tapi menggunakan ilmu Jin / Setan yang membuat perdukunan menjadi disalahartikan. Dukun dalam Islam memiliki pengertian orang yang mengetahui hal-hal gaib. (Mu'jam Wasith, 2/803). Dalam Syarh Shahih Muslin (5/22) Imam Nawawi mejelaskan bahwa yang dimaksud dengan (kahin/'arraf) adalah Orang yang mengaku mengetahui peristiwa yang akan terjadi, rahasia-rahasia gaib dan keberadaan benda-benda yang hilang atau dicuri. Maka siapa saja yang kriterianya seperti tadi, apapun lebel dan jabatannya, ia termasuk dukun yang dilaknat agama Islam. Di luar Indonesia pun, terdapat dukun hanya namanya saja yang berbeda lebih menggunakan kata modern. Mereka menyebutnya "Paranormal". Di Indonesia sendiri kini nama tersebut sudah banyak digunakan untuk "Dukun Kelas Atas" yang tidak ingin disebut sebagai "Dukun", padahal artinya sama saja, hanya namanya yang berbeda.
Apa Itu Globalisasi?
Globalisasi adalah Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi dan http://id.wikipedia.org/wiki/perdukunan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar